Baru – baru ini, gue ikut pelatihan kepemimpinan mahasiswa di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia. Pelatihan ini mengajarkan bagaimana menjadi pemimpin dan penerus bangsa yang baik di masa depan. Lalu, pelatihan itu juga menggambarkan bagaimana keadaan bangsa Indonesia belakangan ini yang membuat hati gue miris banget. Misalnya, sumber daya alam Indonesia yang banyak disia-siakan dan di tangani oleh bangsa lain, rakyat Indonesia yang hanya bisa menjadi buruh untuk brand-brand ternama milik negara dan hal lainnya yang membuat gue pengen nangis. Gue bener-bener ngerasa belum ada yang dapat gue persembahkan untuk bangsa ini. Gue inget, dulu pas gue di tatar sebelum berangkat AFS, gue juga dapet banyak banget pelatihan kepemimpinan duta bangsa yang banyak memberikan gambaran – gambaran tentang Indonesia yang dapat gue berikan ke negara lain. Jujur aja, gue belum bisa memberikan yang bener-bener berarti buat temen-temen dan keluarga host gue di Australia. Gue cuma memberikan kepercayaan kepada mereka bahwa negara Indonesia bukan seperti negara yang mereka lihat di televisi, yang gempar banget dibicarakan di media sana. Alhamdulillah, gue berhasil memberikan kepercayaan itu. Terbukti ketika the last time I was there, my host family said,”Kitty, u`ve proven that indonesia isn’t like what the media always say, u`ve proven us how muslim could make friends and be nice to everyone, and u`ve also proven us that Indonesian has a high self-esteem who can prove that Indonesian will be Indonesian, they won`t change.”
Gue seneng. Setidaknya, kepercayaan itu udah ada di hati mereka. Dan, hal lainnya adalah ketika temen gue, Brett, ngomong sama gue by phone pas gue udah balik ke Indonesia. Dia bilang kalo dia baru aja dapet kelas Hubungan Internasional. Saat itu, topiknya adalah Indonesia. He told me that he debated his teacher when the teacher told the student that lots of people who live in Indonesia are terrorists. He got really offended. Then he said, “It doesn’t mean that if you`re Indonesian, you`re a terrorist, it`s just stupid people who did the whole things of terrorism and also muslim are not terrorist, it`s just bad people who did the stupid things like we`ve known before.” The teacher was so surprised to hear what he said.
Gue bener-bener terima kasih banget ke dia dan gue seneng, apa yang gue lakukan, ternyata emang gak pernah meninggalkan bad impression pada keluarga dan temen2 gue di sana.
Tapi, semakin gue berpikir jauh, apa lagi yang bisa gue lakukan untuk bangsa ini? Saat ini gue mahasiswa. GUE MAHASISWA. Bukankah sudah cukup jelas bahwa seorang mahasiswa adalah penerus negaranya yang memiliki andil untuk memperjuangkan bangsa ini?Jadi sebenernya apa yang bisa gue lakukan untuk bangsa ini?
Gue tahu, sebagian mahasiswa turun ke jalan untuk memperjuangkan hak – hak rakyat. Tapi, gue belum siap. Gue belum bisa melakukan itu. Gue belum terlalu memiliki cukup pengetahuan tentang politik dan ekonomi untuk turun ke jalan. Gue belum begitu mengerti tentang struktur pemerintahan dan bursa-bursa saham dunia yang dapat mempengaruhi kesejahteraan Indonesia sehingga gue mesti turun ke jalan.
Gue sering berpikir bahwa kalau gue belum mampu turun ke jalan, apa ada cara lain yang bisa gue lakukan untuk Indonesia ini? Selama hampir 4 bulan gue menjadi mahasiswa, gue pernah berpikir,”apakah hal – hal kecil seperti belajar dengan baik sebagai pelajar dan tetap saling menghormati dan menyayangi adalah salah satu cara untuk menolong bangsa Indonesia bisa lebih maju? Atau yang paling simpel adalah buang sampah sembarangan. Apakah hal itu dapat menolong untuk Indonesia untuk lebih maju?”
Hal – hal kecil seperti itu sering terlintas di otak gue. Gue merasa sebenernya keinginan Indonesia untuk maju sudah ada secara general. Tapi, untuk lebih spesifik, belum ada. Maksud gue, kesadaran bangsa itu sendiri. Bangsa kita masih belum memiliki rasa cinta yang mendalam kepada BANGSAnya sendiri. Masih terlalu egois. Masih terlalu memikirkan urusan pribadi. Sayang, padahal Indonesia memiliki banyak gono-gini yang dapat menunjang negara ini untuk menjadi yang terdepan. Tapi, intinya itu, kita masih egois sekali. Masih sedikit pejuang-pejuang yang menginginkan kemajuan bangsa ini. Masih sedikit yang peduli dengan keadaan bangsa ini. Masih sedikit yang belajar untuk mencintai bangsa ini. Jadi, bagaimana kita bisa maju?
Maaf gue jadi rada berapi-api dan rada gak nyambung. Tapi intinya sih, gue sebagai mahasiswa hanya ingin menyampaikan aspirasi gue tentang keinginan gue untuk memajukan bangsa ini dengan cara gue sendiri. Gue hanya berharap MASIH ada orang terketuk hatinya ketika membaca tulisan gue ini. Gue hanya berharap bahwa banyak orang – orang di luar sana yang MASIH memiliki hati nurani untuk peduli kepada bangsa ini, peduli pada orang di sekitar mereka, dan masih peduli pada hal – hal kecil yang ada di sekitar mereka pada saat ini.
Kitty
Just an ordinary student in university in an extraordinary life.
4 comments:
Tulisan Kitty ini jelas memberikan kontribusi kepada sebuah idealisme seorang mahasiswa. Bahwa berbagai permasalahan belum bisa diselesaikan, tentu itu merupakan sesuatu panggilan bagi generasi baru bangsa ini. Kitty adalah salah satunya. Bangkit terus generasi baru Indonesia.
ahh kupikir orang medan rupanya pake GUE... hahahahaaha! peace!
Tulisan ini tentang Pergolakan pemikiran seorang mahasiswa yang peduli terhadap nasib bangsa ke depan tentunya dapat terus dituangkan ...... Maju IndonesiaKU...
Tulisan ini tentang Pergolakan pemikiran seorang mahasiswa yang peduli terhadap nasib bangsa ke depan tentunya dapat terus dituangkan ...... Maju IndonesiaKU...
Post a Comment